Disebelah Barat Daya, dengan radius sekitar 2 Km dari desa Walikukun, terdapat sebuah dusun dengan nama Dirgo.Terdapatlah sebuah lokasi rumah tempat tinggal tokoh pergerakan dan kemerdekaan Indonesia dia adalah Rumah peninggalan Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat.Beliau lahir pada tanggal 21 April 1879 di Yogyakarta. DR.Rajiman adalah tokoh pergerakan Indonesia, sebagai salah satu pimpinan Boedi Oetomo, dan pernah mengetuai BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha - Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebuah lembaga yang berfungsi untuk mempersiapkan cikal bakal terbentuknya Republik Indonesia, melalui transisi penyerahan kekuasaan atau kemerdekaan dari pemerintah militer Jepang.
Mengenai keberadaan DR.Rajiman Wedyodiningrat di wilayah Ndirgo, sejarahnya sebagai berikut,Beliau datang dan tinggal diwilayah tersebut pada tahun 1935, membeli sebuah rumah beserta pekarangan dan persawahan seluas total +/- 73 ha dari seorang tuan tanah Belanda bernama mr.Doning. Dr.Rajiman menempati rumah tersebut sampai dengan wafatnya beliau di tahun 1951, pada usia 72 tahun.Dalam aktifitasnya selama tinggal di Dirgo dalam kurun waktu sekitar 26 tahun, Dr.Rajiman sering bolak - balik ke Jakarta untuk menghadiri rapat - rapat penting,mengingat keberadaannya sebagai tokoh dan pejabat negara yaitu sebagai anggota DPR, dengan menggunakan jasa transportasi Kereta Api dari stasiun Walikukun yang hanya berjarak 1,5 Km dari rumahnya.Sebelum wafat Dr.Rajiman menjual areal pekarangan dan persawahan kepada masyarakat sekitar maupun kepada para penggarapnya dengan harga yang sangat murah, dan hanya menyisakan untuk keluarganya seluas 7,5 ha saja.Ini wujud kepedulian dan kecintaan beliau kepada masyarakat sekitar.Dr.Rajiman wafat di rumah tersebut pada tahun 1951, dan Presiden RI saat itu Ir.Soekarno datang kerumah tersebut untuk melayat.Beliau di makamkan di makam keluarga di Yogyakarta.Dan atas jasa - jasa beliau selama hidupnya dalam memperjuangkan kemerdekaan maka pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional.
Perjalanan dari pasar Walikukun menuju rumah DR.Rajiman Wedyodiningrat menuju ke arah selatan melewati perlintasan rel kereta api, kemudian menuju ke arah barat melewati taman makam Ringin Wok, dengan jalanan yang berbatu dan tidak beraspal, jalanan dengan kondisi sangat buruk.
Rumah tua tersebut kini telah berusia +/- 130 tahun, bangunannya kokoh dan sederhana, harus di akui bahwa tampak kurang terurus dengan baik.Areal pekarangannya sangat luas, seluas lapangan sepakbola, dari pintu gerbang menuju rumah sejauh +/- 100 meter.Saat ini rumah tersebut kosong dan dijaga oleh juru kunci bernama mbah Dermo.Patut disayangkan lokasi dengan sarat makna sejarah dan perjuangan tampak tidak terurus dengan baik.Ini menjadi PR penting bagi keluarga dan ahli waris dan tentu bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten Ngawi untuk melestarikan rumah tersebut menjadi cagar budaya dan sejarah, agar bisa dilestarikan dan dipetik pelajaran yang luar biasa bagi masyarakat luas terutama para pelajar.
Masyarakat sekitar menamai rumah dan beserta arealnya dengan nama .."Kanjengan".....ya masyarakat lebih mengenal DR.Rajiman dengan nama .."Kanjeng Dirgo".
Bagi masyarakat Walikukun yang belum pernah melihat rumah tersebut silahkan lihat dan datang ke Dirgo, ada sebuah kebanggaan bahwa ada tokoh kaliber nasional, pejuang pergerakan dan kemerdekaan pernah hadir dan hidup sampai dengan wafat disana.Ini sebuah sindiran bagaimana masyarakat kita begitu latah dan penuh kebanggan semu..terhadap hadirnya tokoh Obama yang hanya 3 tahunan di Menteng, pada masa kecilnya dan yang bersangkutan sendiri tampak tidak terlalu ingat dengan baik masa kecilnya di Menteng....
Merdeka...Merdeka.......
Title: Rumah peninggalan Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat
Posted by:
Published :2014-11-16T19:21:00+07:00
Rumah peninggalan Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat
Posted by:
Published :2014-11-16T19:21:00+07:00
Rumah peninggalan Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat
Semua tergantung pemerintah, apakah ada kepedulian atau tidak. Sejarah tetap sejarah apapun keberadaannya yang jadi masalah ketika sudah terjadi pemutar balikan fakta sejarah demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Siapa yang rugi....???? Generasi penerus yang tidak tahu apa-apa dibuat bingung dengan sejarah bangsanya sendiri. Ingat bangsa yang besar akan selalu mengingat dan menghargai sejarah dan para pejuangnya.
ReplyDelete